Halaman

Minggu, 03 Juni 2012

Guardian Angel (Part 1)

Author: Dha Khanzaki a.k Shin Je Young
Genre: Romance, fantasy (gaje)
Cast:
Jo Youngmin (Yeoja)
Kim Donghyun
Jo Kwangmin (Yeoja)
Kim Jaejoong a.k Appa
Kim Taeyeon a.k Umma

other cast: (tokoh2 gaje bakal muncul s'iring brjalan'y cerita)

Balik lagi Author yang super gaje tapi berusaha supaya ceritanya gak gaje, Shin Je Young.. Aku sekarang bawa FF yang bergenre agak aneh. Jo Twins aku bikin jadi yeoja di sini, hehehe.. buat chingudeul yang biasnya Jo Twins, mianhae kalo gak suka ama ceritanya. Author gak ada maksud apa-apa. Biar ceritanya seru aja...

warning: Cerita ini hanya fiktif belaka n murni hasil dari otak author yg udah ngebul mikirin ide cerita yg bagus. Jadi jika ada kesalahan karakter, pengetikan, ceritanya ngawur ato gaje, hehehe, maklum aja ya.. Author masih punya banyak kekurangan.

HAPPY READING..




@@@

Siang itu, di sebuah gedung berlantai 9, tepat di tepiannya berdiri namja brparas tampan. Headphone trpasang di telinganya dan mengalunkan lagu I'll Be There.
Matanya terpejam, menghayati makna dari lagu itu. Tetesan bening pun meleleh di sudut ke'2 matanya. Ia menangis.

Ya, namja itu adalah Kim Donghyun. Dalam bayangan mata'y terbayang beberapa kejadian tdk mnyenangkan. Tntang hidupnya. Juga trselip kenangan saat dia kecil, saat ia brtemu dgn gadis manis yg menangis sendirian di rumah sakit.

"Tidak ada lagi alasan untuk ku hidup di dunia ini" gumam'y dgn suara berat. Ini keputusan akhir yg dibuatnya. Ia sudah muak dgn keadaan hidupnya yg berantakan. Orangtua yg tdk pernah rukun, selalu brtengkar, teman2 yg selalu mengejeknya karena masalah orangtua'y yg sudah jadi gosip masyarakat. Maklum, ke'2 orangtua'y adalah penyanyi terkenal. Dan satu-satunya benda yg bisa mmbuatnya tenang, kalung pemberian orangtua'y sudah ia berikan pada oranglain.

Donghyun mmbuka mata. Langkahnya mendekati sisi gedung. Ia menaiki pagar pembatas. Hatinya sudah bulat. Ia akan mengakhiri hidupnya sendiri.
"Selamat tinggal semua'y" lirih Donghyun datar smbil memandang hiruk pikuk kota Seoul dari ketinggian.

Donghyun melepaskan pegangan'y dan terjun dari lantai 9 itu. Pandangan'y berubah gelap.. Dunia menjadi gelap gulita dalam sekejap..

Aku sudah mati.. Pikir Donghyun. Kepalanya berdenyut sakit dan badan'y terasa ringan.

Ketika ia membuka mata, yg tertangkap pertama kali adalah ruangan putih.. Benar, ia sudah ada di surga.
Donghyun melebarkan pandangan'y dan melihat ada kursiq buket kecil, dan.. Selang infus menempel di tangan'y. Eh, tunggu dulu! Ini bukan surga melainkan rumah sakit!!

Donghyun terkesiap dan bangun. Otaknya mulai bekerja. Itu artinya ia belum mati. Badan'y bergetar. Mana mungkin.. Ia terjun dari lantai 9. Tidak mungkin ia masih hidup dan hanya merasa sakit di bagian kepala. Donghyun memegang kepala'y sendiri. Tdk ada perban, dan badan'y tdk trluka sdikitpun. Aneh sekali. Sangat..
"Kau sudah sadar rupanya.."

Donghyun menoleh mendapati ada suara seorang yeoja.
"Haa! Siapa kau!!" Sargah Donghyun panik. Seorang yeoja sedang duduk di samping'y sambil menopang dagu di kasur tmpat ia brbaring. Yeoja itu trsenyum manis. Sangat manis. Ah tidak, ia cantik sekali. Matanya coklat dan ia brambut blonde panjang dan brgelombang di bagian bawah rambutnya.
"Aku yg sudah menolongmu" jwb'y dgn suara ceria, senyum manis itu masih ada di wajahnya.
"Menolongku? Kau yg membawaku kemari?"
"Andwae. Aku yg menyelamatkanmu saat kau terjun"
Donghyun mngerutkan dahi. Apa maksud yeoja ini?
"Mustahil. Mana mungkin. Memang kau bisa terbang" ujar Donghyun setengah bercanda.
Yeoja itu mengerjap. "Tentu saja. Aku kan guardian angel mu" jwb'y langsung

Donghyun langsung tertawa. Yeoja ini mencoba membodohinya. Dia pikir ia akan percaya dan menelan kalimat itu mentah2.
"Kau pikir aku percaya! Dilihat dari sudut manapun kau itu manusia!!" Bentak Donghyun.

Yeoja itu brdiri. Donghyun bisa melihat dress putih selutut yg dipakainya. Sangat indah. Membuat yeoja ini makin terlihat cantik.
"Km pasti brtanya-tanya kan kenapa km masih hidup padahal terjun dari tempat setinggi itu. Jawabannya sederhana. Aku yg menolongmu karena aku malaikat penjagamu" jelasnya panjang lebar.

Yeoja ini gila. Batin Donghyun. Bagaimana bisa dia ditolong oleh yeoja gila seperti ini?!
"Kau bohong!" ucap Donghyun
"Aku tdk bohong"
"Kau bohong!! Sudah, aku brterima kasih sekali karena sudah km tolong tapi kumohon jangan membohongiku. Oke" pinta Donghyun
"Tapi aku tdk bohong"

Donghyun sudah tidak kuat lagi. Rasa'y ia ingin meledak dan membentak yeoja gila di hadapan'y agar sadar dan tidak brkata gila lagi.
Tapi tidak jadi karena mendadak pintu terbuka. Lee Jeongmin dan Hyun Seong, 2 sahabat karibnya masuk brsamaan. Membuat yeoja itu agak menjauh
"Kau tidak apa-apa? Aku kaget sekali mndngar km ditemukan pingsan di depan gedung A" ujar Jeongmin dgn wjah cemas
"Kenapa? Ada apa sebenarnya?" Hyun seong juga ikut bertanya

Donghyun bukan'y menjawab malah brseru tdk jelas.
"Kalian, kalian lihat yeoja gila itu kan?! Tolong buat dia sadar dan tidak bicara ngawur. Itu sgt mengganggu dan membuatku bingung" cecar Donghyun smbil menunjuk yeoja itu yg berdiri di belakang mereka.

Jeongmin n Hyunseong menengok ke arah yg dimaksud. Mereka jadi bingung juga.
"Yeoja mana?" tnya Jeongmin
"Tdk ada siapapun. Ya! Kau ingin menakuti kami?!" Hyunseong bingung sekaligus takut juga.

Donghyun tdk percaya. Masa teman2'y tdk bisa melihat yeoja itu. Jelas2 dia ada di depan mata mereka.
"Kalian jangan bercanda!" seru Donghyun dgn nada tinggi.
"Kami serius. Tdk ada yeoja disini" jwb Hyunseong yakin. Dimatanya ia memang tdk melihat orang lain di ruangan itu.
"Aigoo, ini pasti efek dari benturan di kepalamu" Jeongmin mendkat dan memeriksa kepala Donghyun
"Tidak.. Mungkin.." lirih Donghyun, makin bingung.

Kedua teman'y itu lalu pergi memanggil dokter

Yeoja itu kmbali memdekat.
"Skrang kamu percaya kan? Orang lain tdk akan bisa melihatku. Hanya kau yg bisa" ujarnya.
Donghyun terdiam. Otaknya makin terasa aneh. Cenat cenut gaje. Ia bukan orang yg brpikir irasional. Ia masih waras. Tapi bgaimana ia menjelaskan kejadian ini? Dan teman2'y yg tdk bisa melihat yeoja ini.

Donghyun melirik yeoja itu lagi. Mau tdk mau, akhirnya ia percaya juga

***

Di rumah
PRANGG!!
Saat membuka pintu rumah, Donghyun sudah di suguhkan pemandangan yg menyesakkan. Orangtuanya kembali brtengkar
"Pergi kau dan jangan kembali!!" teriak Kim Taeyeon, Umma'y pada namja di hadapan'y
"Geurae! Ku harap kau tdk mnyesal dan mmohon padaku untuk kembali!"
Kim Jaejoong, Appa'y balas berteriak. Kepala Donghyun brdenyut sakit. Ia tdk tahan mendngar suara teriakan saling mencaci dari mulut orangtuanya. Mereka hanya sibuk mengurus masalah masing2 hingga melupakan kberadaan'y. Bahkan mereka tidak sadar kalau hari ini anak mereka hampir saja mati bunuh diri.

"Aigoo, itu orangtuamu? Mereka tidak rukun ya" ujar 'guardian angel' yg brdiri di samping'y. Entah siapa namanya.
"jangan pedulikan mereka. Ini sudah jadi sarapanku sehari-hari" Donghyun melangkah masuk.
Kim Jaejoong berjalan cepat melewatinya dgn tampang kesal. Bahkan tdk menoleh sdikitpun. Jaejoong berjalan pergi, membanting keras pintu rumah. Donghyun hanya menghela napas berat.
Ia lalu menaiki tangga menuju kamarnya di lantai 2.

Tiap hari keadaannya selalu seperti ini. Orangtuanya selalu sibuk dgn pekerjaan masing2 di dunia entertainment dan pulang selalu brtengkar. Masalahnya bisa apa saja. Sampai2 mereka melupakan dirinya, juga tdk tahu kalau putra'y sgt frustasi dan hampir saja mengakhiri hidupnya sendiri jika tdk ditolong oleh arwah penasaran di dekatnya, yg mengaku sbagai 'guardian angel'.
"Donghyun-ssi, tadi kulihat Ummamu menangis"
"Biar saja. Aku ingin istirahat" ia membaringkan diri di sofa. Sbenarnya Donghyun sgt cemas, tapi ia sudah malas. Ia tdk mau melihat pemandangan miris lagi.

"Siapa namamu?" tnya Donghyun, ia bangkit n melirik pada yeoja jejadian itu. "Gak mungkin kan aku memanggilmu 'guardian angel'!" lnjut Donghyun dgn nada menyindir.

"Youngmin. Kau bisa memanggilku Youngmin" jwb'y dgn wajah ceria.
"ternyata kau punya nama juga." ujar Donghyun malas

"Donghyun-ssi, knapa tadi kau ingin bunuh diri? Apa karena masalah keluargamu?" tnya Youngmin, ia duduk di tepi tempat tidur
"Bukan urusanmu!" tegas Donghyun.
Youngmin manggut2. "Yah.. Km tdk bilang pun aku tahu semuanya. Aku kn malaikat penjagamu"
"Kalau begitu knapa bertanya!" kesal Donghyun. Youngmin tersenyum dan brjalan mndekati Donghyun. Brlutut di hadapan'y yg sdg duduk di sofa.
"Karena itu aku ada di sini" ucap Youngmin lembut.

Donghyun mengerjap melihat Youngmin yg trsenyum tulus padanya.
"Aku di sini untuk menyelamatkanmu" lanjut Youngmin.
"Menyelamatkanku?"
Youngmin mengangguk, lalu kmbali brdiri
"Iya. Menyelamatkn orang yg brpikir hidupnya sudah rusak dan ingin mati dgn cara yg menyedihkan"
"Bunuh diri maksudmu?"
"Iya. Kau tahu, bunuh diri bisa membuatmu sulit bereinkarnasi"
Dmghyun trsenyum sinis. "Jika aku harus hidup kembali dlm k'adaan skarang, aku lebih memilih mati"
Youngmin menggeleng cepat "Kau salah. Jika kau mati kau justru akan menyesal. Karena hidup itu jauh lebih menyenangkan di banding harus mati"
"Oh ya, bagian mana yg menyenangkan! Di hidupku tdk ada yg seperti itu! Skrng jngan ganggu aku! Aku ingin istirahat!" Donghyun kembali berbaring lalu memejamkan mata. Youngmin diam.
"Hah, sepertinya tugasku akan sulit" gumam'y.

Di sekolah
Donghyun agak cemas ketika melangkahkan kakinya melewati gerbang, memasuki gedung sekolah, brjalan di koridor. Takut ada orang yg bisa melihat kberadaan Youngmin, 'arwah' yg skrng selalu mengekor di belakang'y. Trnyata tidak. Mereka tmpak biasa saja.

"Ha, lihat, kamu masih brani masuk juga. Km tdk malu apa, masalah orangtuamu seluruh murid d skolah ini sudah tahu" seseorang mencibir ketika Donghyun lewat. Donghyun melengos malas. Ia menoleh pada orang yg tdk ada kerjaan itu
"Ya! Untuk apa kau urusi masalahku? Urus saja masalahmu sendiri!" balas Donghyun datar. Lalu pergi. Orang itu langsung speechless.

"Donghyun-ssi, kau sgt keren! Bagus sekali ucapanmu tadi. Huh, kalau aku, sudah kumasukkan k tong sampah orang tadi" kata Youngmin. Donghyun tdk menjawab. Tntu saja. Mana mungkin ia menjawab. Orang2 di koridor akan menganggapnya gila karena berbicara sendiri.

"Hei, kau sudah masuk?" seru Jeongmin saat Donghyun tiba di kelas.
"keadaanmu memang sudah lebih baik?" Hyun seong ikut brkomentar
"Begitulah" ucap Donghyun sambil duduk di bangku'y yg brada di paling belakang. Youngmin ikut duduk di bangku sebelah'y, kebetulan ia duduk seorang diri. Yah, tdk ada yg mau duduk dgn'y.

Saat belajar
"Wah, rasanya sudah lama sekali aku tdk menikmati pelajaran dari guru sperti ini!" seru Youngmin kagum. Donghyun menoleh sbentar, kmudian kmbali fokus ke arah Bu Hyorin yg sdng menjelaskan pelajaran di depan
"Donghyun-ssi, gimana rasanya? Menyenangkan bukan" lanjut Youngmin
"Tidak!" jwb Donghyun pelan
"Ha, aneh sekali. Aku saja sangat rindu dgn suasana sperti ini.." Youngmin terus mengoceh. Donghyun jadi terganggu lalu ia mnggebrak meja.
"Bisakah kau diam!!" teriak Donghyun jengkel. Suasana kelas yg sepi membuat ulah Donghyun jadi pusat perhatian. Seisi kelas menoleh bingung. Apa yg dibentak Donghyun ato siapa.
"Kim Donghyun!! Apa yg kau lakukan?!" Bentak Bu Hyorin. Pelajaran'y jadi terhenti karena Donghyun tiba2 membuat keributan.

Donghyun brhenti menatap Youngmin dan menoleh ke arah orang2 di kelas, terutama Bu Hyorin yg wajahnya sudah sangar di depan sana.
"Kim Donghyun, kemari!" perintah Bu Hyorin galak.
"Waduh.. Eotteohke.." lirih Youngmin panik. Donghyun tdk punya pilihan. Ia brdiri dan maju ke depan kelas.
Murid lain hanya bisa menyaksikan'y dgn tatapan iba. Bu Hyorin trkenal galak dan killer. Itu alasan knapa kelas selalu sepi seperti di kuburan jika sdng pelajaran'y.
Youngmin mengikuti Donghyun k depan brdiri d samping'y, tepat di hdapan mereka brdiri Bu Hyorin yg brtampang cantik tapi sangar tengah melipat tangan di dpan dada.
"Iya bu. Ada apa?" tny Donghyun. Ia tdk panik sdikitpun. Padahal murid lain seperti itu.
"Apa kamu menyimak pelajaran ibu?" tny Bu Hyorin
"Nde."
Bu Hyorin mnulis beberapa soal di papan tulis.
"Kalau begitu kerjakan soal2 ini. Jika km memang menyimak pelajaran ibu tadi"

Murid lain trkejut. Soal di papan sangat sulit. Bahkan mereka yg mnyimak dgn sangat baik pun tdk mengerti.
"Eotteohke.." Youngmin panik n brgerak2 gelisah. Apa yg harus dilakukan'y? Ini bukan situasi siaga 1. Jadi ia tdk bisa menggunakan kkuatan'y.
Donghyun menatap soal2 itu sejenak. Lalu mengambil kapur dan menjawab soal2 itu dgn lancar. Tak lama ia selesai mengerjakan semua'y.

"Apa segini cukup Bu?" tny Donghyun ktika sudah mnylesaikan soal2 itu.
Bu Hyorin tdk bisa protes. Ia meneliti setiap jawaban dan tdk ada yg salah.
"Ya, kau boleh duduk" ucap Bu Hyorin.

Murid lain yg kagum lngsung brtepuk tangan. Seperti biasa, Donghyun selalu brhasil menakhlukan Bu Hyorin.
"Daebak! Donghyun-ssi, kau ternyata pintar!" seru Youngmin smbil mengacungkan ke'2 jmpolnya saat Donghyun sudah duduk di tempatnya lagi.
"Diamlah, Youngmin. Kau mau aku di hukum bu killer itu lagi" ucap Donghyun pelan agar oranglain tdk ada yg dengar.
"Araseo. Mianhae"

Istirahat
Donghyun hendak ke kantin. Youngmin mengikutinya di belakang.
"Donghyun-ssi, lihat, ada piano!" seru Youngmin. Donghyun menoleh ke arah ruang kesenian yg kbetulan dilewatinya. Di dalam sana memang ada piano
"Ya terus" tny Donghyun tdk paham
"Kita masuk. Dan memainkannya"
"Shireo! Kau mainkan saja sendiri" jwb Donghyun dingin. Ia kmbali brjalan
"Waeyo? Aku suka sekali brmain piano"
"Tapi aku tidak!" ujar Donghyun tegas. Ia berbalik ke arah Youngmin
"Aku benci musik dan tetek bengeknya! Jngan pernah mengajakku brmain piano, menyanyi, atau apapun yg brhubungan dgn itu!"
Youngmin cemberut "Tapi km suka mndngarkan musik kan, buktinya kemarin di kamarmu kulihat bnyak CD lagu"
Donghyun mendengus kesal "Aku mendngarkan musik hnya untuk menghibur diri" lanjutnya lalu kembali berjalan pergi
"Haah.. Benar2 pribadi yg sulit!" Youngmin putus asa

Pulang sekolah
Skrng rumah begitu sepi dan lenggang. Kedua orangtuanya sdang pergi. Donghyun setidaknya lega, dia tdk perlu mendngar suara2 bising yg bisa mmbuat kepalanya pening.
Donghyun ke dapur untuk mengambil makanan di kulkas sementara Youngmin brkeliaran di sekitar ruang tengah.
"Wow, trofinya banyak bgt. Akh, Kim Taeyeon n Kim Jaejoong sudah tdk diragukan lagi kehebatan'y" gumam Youngmin saat dia melihat bnyak trofi n penghargaan musik yg diraih kedua orangtua Donghyun.

Donghyun kembali dgn membawa apel dan minuman ringan. Ia melihat arwah gaje itu senyam senyum menatapi piala2 orangtua'y.

Tiba2 ia teringat sesuatu.
"Youngmin" panggil Donghyun.
"Nde" ia menoleh
"Sepertinya kau lebih muda dariku. Saat kau hidup, apa kau seorang pelajar juga?"
Youngmin terkesiap, takjub. "bagaimana kau tahu aku pernah hidup?"

Donghyun duduk di sofa yg menghadap TV, ia meneguk minuman'y lalu kembali menatap Youngmin
"Kau pikir aku bodoh? Bukankah arwah yg menjadi malaikat penjaga karena ada hal yg membuatnya tdk bisa pergi dan harus menjadi malaikat penjaga dalam periode trtentu agar dia bisa melakukan hal yg masih mengganjat itu" ujarnya panjang lebar.

Youngmin diam sesaat. Kagum juga. Ternyata dia menjaga orang yg hebat.
"Ah, ternyata kau memang pintar!" ucap Youngmin. Dia menghela napas berat. Pandangan'y mulai meredup.
"Memang benar. Aku menjadi penjagamu karena ada hutang yg ingin aku lunasi. Aku tdk bisa pergi sebelum melunasinya." jwb Youngmin.
"Pada siapa kau harus melunasi hutangmu?"
"Adikku"
Donghyun agak trkejut "Adik? Jadi kau punya adik? Itu artinya kau juga punya keluarga?"
Youngmin menggeleng "Tdk. Kedua orangtuaku sudah tdk ada. Mereka meninggal karena kecelakaan. Aku hny tinggal brdua dgn adikku"

Eh, Donghyun terdiam. Ia jadi tdk enak hati karena sudah brtanya. Ia tdk bisa membayangkan bgaimana Youngmin semasa hidupnya. Tumbuh tanpa orangtua dan hanya bersama adiknya. Omona, pasti sgt menyedihkan.
"Karena itu Donghyun-ssi, bantulah aku menyelesaikan tugasku dgn baik. Oke!" pinta Youngmin
"Oh, nde" jwb Donghyun linglung.
Youngmin trsenyum. Padahal dalam hati ia sedih. Aku sudah melanggar peraturan. Harusnya aku tdk brkata macam2 pada dia. Batin Youngmin. Tapi entah kenapa ia tdk bisa menolak menjawab pertanyaan Donghyun. Melihat namja ini, menatapnya dalam2, membuatnya semakin merasa menyesal, tidak tahu knapa. Yg pasti ia menyesal knapa ia harus meninggal dan menjadi penjaganya. Hal ini membuatnya sesak.

Oh dear, apa mungkin ia jatuh cinta pada orang yg dijaga olehnya? Ini tidak mungkin!! Ia tidak boleh tertarik pada orang yg masih hidup.

Ini tdk boleh terjadi! Teriak Youngmin dlm hati.
 _to be continued_